Virus H7N9 Kembali Menghantui

SEMPAT meredam beberapa waktu, virus H7N9 kembali menghantui masyarakat. Apalagi, kasus terbaru yang muncul menginfeksi warga negara Indonesia.

Adalah korban berinisial TM yang terinfeksi virus tersebut. TM yang berusia 36 tahun merupakan warga negara Indonesia yang bekerja sebagai TKI di Hong Kong.

Penyebab dari infeksi tersebut sendiri masih belum diketahui pasti. Namun diketahui, korban sebelumnya memiliki riwayat kontak dengan unggas saat bepergian ke Shenzen, wilayah Hong Kong yang dekat dengan China.

Sebelumnya, virus H7N9 sempat menyebar di China dan terus meluas hingga ke luar perbatasan daratan China. Berdasarkan data WHO, infeksi ini pertama kali ditemukan pada manusia, Maret 2013. Kasus pertama yang ditemukan, yakni di Shanghai, China. Kasus serupa bertambah tak lama kemudian dan dilaporkan ada sekira 100 kasus. Laporan WHO terakhir menyebutkan ada 139 kasus serupa yang menyebabkan 45 kematian akibat virus tersebut.

Terkait hal tersebut, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia secara sigap berkomunikasi dengan Konsulat Jenderal di Hong Kong.

"Kemarin saya menghubungi WHO untuk kejelasan kasus ini, yang nampaknya masih dalam proses pelaporan dari aparat kesehatan Hong Kong ke WHO. Kemudian saya sudah langsung kontak dengan Konsulat Jenderal Indonesia, Bapak Chalif Akbar Tjandra. Pak Konjen menyampaikan bahwa ada seorang WNI di rawat di Queen Marry Hospital. Kondisinya sudah mengalami infeksi paru-paru akut, sekarang dia sedang kritis di ruang ICU," kata Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI  dalam acara bertema konferensi pers “Pekan Kondom Nasional” di Gedung Adhyatma, Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Prof Tjandra menegaskan bahwa pihaknya senantiasa menjalin komunikasi dengan Konsulat Jenderal wilayah setempat untuk memaksimalkan penanganan kasus tersebut dan mengantisipasi pencegahan lebih lanjut.

"Respons kita (Kemenkes RI) saat berkolaborasi dengan Konsulat Jenderal ada tiga hal. Poin pertama, mengawal semaksimal mungkin kesehatan ibu TM selama di sana, poin kedua melindungi WNI selama di Hong Kong dengan memberikan edukasi terkait penyuluhan kesehatan, pengawasan kontak, kalau ada yang sakit segera diobati. Semua bertujuan agar mereka waspada dan tidak tertular. Poin ketiga mencegah kemungkinan penularan ke Indonesia," sambungnya.

Makin Membaik

Kondisi TM sendiri yang dilaporkan BNP2TKI seperti dilaporkan dari situs resminya pada 9 Desember 2013 lalu, kondisinya makin membaik.

Hal itu seperti dituturkan Direktur Mediasi dan Advokasi Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Teguh Hendro Cahyono.

Sebelumnya, dilaporkan Depkes Hong Kong bahwa TM positif terinfeksi virus H7N7 setelah bepergian ke Shenzhen dan membeli ayam, lalu mengolah ayam tersebut. TM kemudian masuk ke rumah sakit Tuen Mun pada 27 November dan 30 November dilaporkan kondisinya kritis.

Pada 4 Desember, Chow Yan Yan Connie selaku Community Relations Officer Queen Mary Hospitaldalam keterangan yang diterima KJRI Hong Kong menyebutkan mengenai kondisi korban yang dilaporkan kritis dan harus ditopang alat bantu kesehatan.

Tiga hari berselang, tepatnya pada 7 Desember 2013, Teguh menginformasikan kalau kondisi TM makin membaik dan alat bantu kesehatannya sudah dilepas.

Author

Written by ADMIN

Silahkan Untuk Berkomentar

0 comments: